Bener gan, biasanya lebih natural anak pedagang jadi pedagang, anak dokter jadi dokter, anak polisi jadi polisi, anak musisi jadi musisi. Soalnya software di kepalanya udah di program dari bayi dengan melihat aktivitas dan pola pikir ortunya. Kalau anak pedagang jadi ahli nuklir, atau sebaliknya,
amscelebrate Bukan masalah teknologinya gan. Yang kita nggak bisa kontrol adalah kalau bos/customer/partner minta kita join WA group, gak bisa bilang nggak kan? Alasan terbaik ya HP-nya jadul:wkwkwk:wkwkwk
Pinter ini pak Bas. jadinya dia nggak diganggu oleh aplikasi keparat terkutuk bernama Whatsapp. Kalau nggak tiba2 dia diinvite dan musti jadi anggota di 1000 grup WA sialan mulai dari urusan kerjaan, kantor, alumni hingga keluarga. Aplikasi hijau keparat terkutuk yang membuat kita bisa dihubung
Ane udah mulai muak sama budaya content mengontent ini. Semua orang udah merasa menjadi jurnalis resmi hanya bermodal HP dan akun Tiktod/YT. Tanpa pendidikan jurnalisme, etika dan hukum yang cukup, semua orang bisa mengontent dan ngomong apa aja yang ada di perutnya dia. Kalau nggak suka, buday
Kaskuser2 di BP itu kayaknya hidupnya pada susah2 banget ya, mungkin banyak utang, anak banyak.. cari kerja susah.. Lihat orang yang pilihan hidupnya lain langsung pada ngamuk-ngamuk menghujat. Hidup harus positive thinking dan berprasangka baik kalau mau dapat rezeki dan keberhasilan gan…
Mau narsisisme rentan atau whatever, mau lo punya masalah psikologi karena masa lalu lo… NOBODY GIVE A DAMN B*ITCH! Semua orang punya masalah! lo merasa diri lo sakit secara kejiwaan? Bodo amat, cari aja dokter jiwa untuk nyembuhin diri lo atau lo BERJUANG atau klo gak LO MENDING MATI AJA. Ma
Ane tadinya skeptis sih gan. Tapi melihat betapa hausnya bangsa ini akan cuan, pamer dan belanja, ane yakin bisa. Di negara ini ane lihat tanah kosong, seminggu kemudian aje balik udah jadi mall/apartment/pabrik. Perkembangan di negara ini pesat bgt. Tiap ketemu orang omongannya bisnis, bangun
Dunia sudah kebanyakan APPS! Demam apps sudah lewat guys, sekarang zamannya AI! Dan AI itu juga perusahaan tech besar doang yang bisa bikin. Jadi ngapain juga perusahaan tech perlu orang banyak2 ? Mereka bikin AI untuk bikin AI yang semakin canggih. Lama2 gak perlu developer juga. Mendi
Ane pebisnis. Apa yang dibilang Tim ini nggak salah kok. Kesempatan bisnis itu asalnya dari informasi dan networking. Bukan informasi yg ada di internet. Itu mah udah basi. Ente pgn tau UU baru dari pemerintah apa? Aliran dana masuk baru dari negara mana? proyek2 baru bakal di pulau apa
Kata temen ane yang juragan dan owner warteg/warung itu kuncinya jangan sampe kita sebagai pemilik warung ketahuan gan. Jadi sedekat apapun dgn mandor bisa bilang TIDAK kalau ada yg mau kasbon. Bilang aja gak boleh sama owner nanti potong gaji. Kalau kita ketahuan sebagai owner wah bisa kena janj
Setuju gan. Kalau mau lihat orang Indonesia asli itu gimana. Coba lihat mereka kalau berhadapan dengan makanan buffet, seperti kimpoian atau di hotel. Bandingkan dengan bangsa lain. Bangsa Indonesia yg paling barbar dan rakus, bangsa lain yg mirip itu orang Menglen.
Di luar negeri, di Eropa juga sama gan. Disana gembel2 malah di subsidi pemerintah, anjingnya gemuk-gemuk. Tinggal di tenda-tenda, kerjanya tiap hari minta-minta sama anjingnya. Kadang2 kasihan sih, tapi kadang2 sebel juga. Mereka banyak yang pintar2, bahkan ane ketemu gembel ternyata punya gelar d
Ini orang pinter sebenernya. Sayang tergelincir di pemerintahan. Mengikuti jejak para profesional brilian yang tergelincir di dunia rimba Indonesia yang ganas dan harus pakai baju oranye, a.l: - Karen agustiawan. ITB, Pertamina - Hotasi Nababan. ITB, MIT, GE, Merpati - Darman Mappangara. Bache